Monday 28 February 2011

Indosat Belum Berencana Lakukan Spin Off Starone

PT Indosat Tbk masih belum berencana melakukan spin off terhadap StarOne. Perseroan masih mengkaji aksi korporasi yang tepat untuk unit usahanya itu.

Diretur Utama Indosat, Harry Sasongko Tirtotjondro menyatakan, perseroan masih memiliki satu aksi korporasi yang mungkin dilakukan kepada bisnis CDMA mereka tersebut yaitu utilisasi aset.

“Kami masih mengkaji segala kemungkinan yang menguntungkan perusahan,” ujarnya, Selasa (8/2). Rencana spin off StarOne sebenarnya bukanlah hal baru. Indosat telah merencanakan pemisahan unit usahanya tersebut sejak 2008 lalun.

Namun hingga saat ini, Indosat masih belum melakukan tindakan yang agresif untuk menyelesaikan masalah tersebut. Padahal divisi StarOne yang cenderung stagnan dan tidak ada pertumbuhan. Hingga menjelang akhir 2009, jumlah pelanggan StarOne terjun bebas menjadi 543 ribu pelanggan.

Jumlah pelanggan ini anjlok sekitar 39, 4 persen setelah Indosat melakukan pembersihan pelanggan dalam triwulan kedua 2009. Meskipun demikian manajemen Indosat masih melihat bisnis StarOne cukup potensial.


Pencarian Terkait:
Pulsa elektrik, Pulsa elektrik cari agen, Pulsa elektrik termurah, Provider pulsa elektrik satu chip semua operator, Provider pulsa elektrik transaksi cepat, Bisnis Pulsa Elektrik

ITB Gelar Lomba Rancang Pabrik

Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) ITB mengadakan Lomba Rancang Pabrik Tingkat Nasional (LRPTN) ke XII. Lomba ini merupakan sebuah kompetisi rancang pabrik yang mengangkat tema dan isu aktual dalam dunia industri. Hingga kini, LRPTN telah diselenggarakan sebanyak 11 kali sejak 1996.

LRPTN XII mengangkat tema 'Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan dan Energi Nasional'. Selain lomba rancang pabrik itu sendiri, LRPTN XII memiliki rangkaian acara pre event. Salah satunya adalah pelatihan rancang pabrik (PRP) gelombang II pada Sabtu (5/2). Sebelumnya, pelatihan rancang pabrik gelombang I dilaksanakan pada Sabtu (15/1) kemarin.

Acara yang diselenggarakan di Ruang X-316, Labtek X ITB ini diisi oleh Ir Boi Sormin, Senior Process Engineer PT Rekayasa Industri dengan diikuti oleh 77 peserta. Para peserata itu berasal dari ITB, UI, ITI, ITENAS, UNPAR, UNPAD, IST Al-Kamal, KAUS (Arab Saudi), BPPT Indonesia, dan UNDIP. Yang menarik, acara ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa baik peserta LRPN maupun non peserta, tapi juga diikuti beberapa insinyur muda dari BPPT.

"Acara Pelatihan Rancang Pabrik yang merupakan inovasi baru dalam rangkaian acara LRPTN XII, diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai perancangan pabrik langsung dari kalangan perusahaan EPC (Engineering, Procurement, and Construction)," kata Ivan Hadinata (TK’07) selaku Ketua LRPTN XII, kemarin (7/2).

Boi Sormin menjelaskan, orientasi plant desain dan orientasi plant operation untuk membuka wawasan umum peserta mengenai perancangan pabrik. Orientasi plant desain ini meliputi kebutuhan utilitas (air, listrik, steam, udara, dan lainnya), kapasitas pabrik (ton per tahun), serta kebutuhan lahan sebagai dasar perancangan pabrik. Pengadaan bahan baku, penanganan produk, pengadaan kebutuhan bahan kimia, kebutuhan surface water, dan penanganan limbah dibahas kemudian pada sesi orientasi plant design.

Salah seorang peserta pelatiahan dari unit bioteknologi BPPT, R Ahmad F ST MSi memberikan tanggapan positif mengenai kegiatan ini. “Pelatihan rancang pabrik ini sangat bagus bagi mahasiswa serta membangkitkan memori perancangan pabrik bagi akademisi teknik kimia. Untuk lebih ke depannya pelatihan ini harus lebih bersifat praktis melibatkan studi kelayakan, dan lain-lain,” ungkapnya.

Selain pelatihan rancang pabrik, panitia LRPTN XII masih menyiapkan berbagai rangkaian acara LRPTN lain, yaitu Kompetisi Esai Mahasiswa dan Pelajar (Maret 2010) dan Main Event LRPTN XII yang terdiri dari Expo dan Grand Final pada April 2011 mendatang. Acara grand final ini akan memperebutkan hadiah total hingga Rp 47 juta.


Pencarian Terkait:
Pulsa elektrik, Pulsa elektrik cari agen, Pulsa elektrik termurah, Provider pulsa elektrik satu chip semua operator, Provider pulsa elektrik transaksi cepat, Bisnis Pulsa Elektrik

Indosat Bagikan Dividen Rp 749 Miliar

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Indosat Tbk (ISAT) menyepakati akan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya sebesar Rp 137,86 per lembar saham dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Nilai dividen itu setara dengan 50 persen dari laba bersih tahun 2009, yaitu sekitar Rp 749 miliar.

Presiden Direktur ISAT Harry Sasongko mengatakan, pembagian dividen akan akan dilakukan pada 2 Agustus 2010. "Kami akan menyisihkan sebagian dari laba bersih perseroan sebagai laba ditahan untuk reinvestasi bisnis," paparnya usai RUPST di Jakarta, Selasa (22/6).

Seperti diketahui, laba bersih perseroan tercatat menurun sebesar 20,24 persen menjadi Rp 1,498 triliun per Desember 2009 dari sebelumnya sebesar Rp 1,87 triliun. Sementara kinerja pada kuartal I 2010 sebesar 139,2 persen menjadi Rp 285,9 miliar dari Rp 119,5 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan itu didapat dari pendapatan usaha yang mengalami pertumbuhan 2,5 persen menjadi Rp 4,73 triliun dari Rp 4,61 triliun. Ditambah lagi beban usaha yang hanya mengalami kenaikan 11,4 persen ke posisi Rp 3,968 triliun dari Rp 3,56 triliun.

RUPS juga menyetujui pengangkatan kembali susunan direksi perseroan yakni Harry sebagai Direktur Utama dan jajaran direksi yang terdiri atas Peter Wladyslaw Kuncewicz, Stephen Edward Hobbs, Fadzri Sentosa, dan Laszlo Imre Barta.


Pencarian Terkait:
Pulsa elektrik, Pulsa elektrik cari agen, Pulsa elektrik termurah, Provider pulsa elektrik satu chip semua operator, Provider pulsa elektrik transaksi cepat, Bisnis Pulsa Elektrik

Telkomsel dan 7 Operator Uji Coba LTE 2010

SINGAPURA--Singapore Telecommunication (Singtel) melakukan uji coba Long Term Evolution (LTE) pada semester pertama tahun 2010. LTE, dalam industri telekomunikasi, dikenal sebagai GSM Generasi ke empat (4G). Untuk pengembangan LTE, Singtel menggandeng Alcatel-Lucent

Pada ujicoba LTE, Singtel juga melibatkan anak perusahaan dan mitra bisnisnya di kawasan Asia. Anak perusahaan Singtel yang akan melakukan ujicoba secara paralel adalah Optus (Australia), AIS (Thailand), Globe (Filipina), Bharti Airtel (India), PBTL (Bangladesh), dan Warid (Pakistan). Di Indonesia, untuk ujicoba LTE, Singtel menggandeng Telkomsel--dimana Singtel memiliki 35 persen saham.

Sebagai vendor teknologi, Alcatel-Lucent akan memberikan solusi end-to-end termasuk jaringan akses radio (eUTRAN), Evolved Packet Core (EPC), elemen-elemen jaringan service routing IP serta sistem operasi, administrasi dan pemeliharaan (OAM). Alcatel-Lucent juga akan memberikan dukungan untuk manajemen proyek, perencanaan, installation &
commissioning, integrasi dan pelaksanaan rencana uji.

''Percobaan teknis ini merupakan dukungan yang kuat terhadap inovasi dan kemampuan Alcatel-Lucent ke depan karena kami bekerja sama dengan SingTel Group untuk mendukung jaringan LTE transformasi dan strategi,“ kata Sean Dolan, Head of Activities of Alcatel-Lucent di Asia-Pasifik.

LTE adalah teknologi broadband nirkabel baru yang dapat mengirimkan data dengan kecepatan yang lebih cepat secara signifikan dengan potensi beberapa 100s Mbps untuk downstream dan beberapa 10s Mbps untuk upstream dengan latensi yang lebih rendah, memungkinkan bagi pengguna akhir untuk mengakses konten yang lebih kompleks dengan kecepatan yang lebih cepat, global roaming, dan peningkatan efisiensi.

LTE menjadi roadmap kalangan operator GSM di Indonesia saat ini. Untuk menuju LTE, dua operator yakni Telkomsel dan Indosat tengah mengembangkan HSPA+ yang menawarkan kecepatan hingga 21 Mbps. Telkomsel telah mengembangkan layanan ini di Jakarta dan disusul sembilan kota lain hingga akhir 2009. Pada tahun 2010, Telkomsel menargetkan sebanyak 24 kota telah menikmati HSPA+. Sementara Indosat masih melakukan ujicoba terbatas.


Pencarian Terkait:
Pulsa elektrik, Pulsa elektrik cari agen, Pulsa elektrik termurah, Provider pulsa elektrik satu chip semua operator, Provider pulsa elektrik transaksi cepat, Bisnis Pulsa Elektrik

BRTI: Waspadai Ada Jebakan pada Promo Tarif Murah

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meminta pelanggan telekomunikasi lebih teliti dalam membaca penawaran tarif yang diberlakukan para operator, agar terhindar dari kemungkinan tarif lebih mahal atau bahkan jebakan.

"Sebagai regulator BRTI telah melakukan pencegahan dengan meminta operator melaporkan setiap detail tarif yang ditawarkan ke masyarakat," kata anggota BRTI Heru Sutadi, di Jakarta, Senin. Demikian diungkapkan Heru menanggapi kembali maraknya perang tarif ritel percakapan yang ditawarkan operator.

Menurut catatan, belakangan dua operator yaitu PT Bakrie Telecom Tbk dan PT IndosaT merilis tarif promosi baru yang dimilikinya. Bakrie Telecom dengan layanan Esia, memperkenalkan tarif Rp 1 untuk semua jenis layanan. Sedangkan Indosat meluncurkan program Rp 24 per menit untuk percakapan sepanjang hari, gratis Gratis 240 SMS dan Gratis Online 24 MB.

Menurut catatan simulasi, untuk panggilan selama empat menit dari Esia dikenakan biaya Rp 230 per empat menit, Rp 350 (enam menit), dan Rp 3.590 (satu jam). Jika dibandingkan dengan tarif Esia sebelumnya, justru terjadi kenaikan sebesar 15 persen untuk pembicaraan empat menit, 17 persen (enam menit), dan 20 persen (satu jam).

Sedangkan untuk panggilan lokal seluler, tarif yang dibayar pelanggan Esia untuk lima menit sekitar Rp3.350. Akan tetapi, pelanggan dikenakan biaya registrasi harian sebesar Rp3.000 dan dan biaya SMS registrasi Rp50.

Heru menjelaskan, akan memberikan peringatan jika ada operator yang justru menaikkan tarif. "Hampir semua operator pernah kita semprit untuk urusan seperti ini," kata Heru.

Sementara itu, pengamat telekomunikasi Guntur S. Siboro menilai, banyak penawaran operator terkesan bombastis tetapi melupakan kenyataan yang tidak cocok dengan perilaku dari pengguna.

"Untuk segmen tertentu jika menggunakan layanan dengan tarif per detik alias ketengan tentu merugikan. Bagaimana pun harga ketengan selalu lebih tinggi dibanding harga dalam unit banyak," kata Guntur.

Sesungguhnya, tarif promosi harus memiliki batas waktu yang jelas dan angkanya berada di bawah biaya produksi yang terefleksi di penawaran interkoneksi masing-masing pemain.

Regulator tidak punya hak untuk mengurus tarif ritel, akan tetapi untuk menjaga persaingan harus dipikirkan untuk menetapkan batas atas dan bawah agar tidak terjadi "predatory pricing" di pasar.


Pencarian Terkait:
Pulsa elektrik, Pulsa elektrik cari agen, Pulsa elektrik termurah, Provider pulsa elektrik satu chip semua operator, Provider pulsa elektrik transaksi cepat, Bisnis Pulsa Elektrik

Menyakitkan, Penjajahan Singapura dan Malaysia Atas TI Indonesia

Anggota Fraksi Partai Golkar di Komisi I DPR RI, Fayakhun Andriadi mengatakan, penjajahan pihak Singapura atas teknologi informasi (TI) Indonesia benar-benar sangat menyakitkan, karena sepertinya kita enggan keluar dari tekanan itu. "Jelas sekali, kedaulatan kita pada ranah `cyber` atau TI secara keseluruhan benar-benar porak poranda, dan ini butuh atensi serius sejumlah kementerian serta perguruan tinggi," tandasnya melalui ANTARA, di Jakarta, Minggu malam.

Situasi ini, menurutnya, semakin diperparah oleh penguasaan Negarai Republik Indonesia atas satelit yang sekarang berada di bawah perusahaan Indosat."Dan kita tahu bersama, siapa pemilih mayoritas (sahamnya) Indosat itu kan? Bukan lagi negara kita tokh? Saham mayoritasnya kini milik negara lain," ungkapnya.

Padahal, demikian Fayakhun Andriadi, hak orbit satelit merupakan milik suatu negara, bukan `corporate`.
"Ini bahaya dan sangat serius dampaknya bagi kita, masa depan bangsa. Celaka kita jika semua urusan TI dikendalikan dari luar (Singapura), karena mereka yang menguasai saham perusahaan yang mengoperasikan satelit yang dibikin atasnama negara kita itu," tandasnya.

Buat Internet Sendiri
Untuk mengatasi begitu lemahnya RI dalam penguasaan TI, dan malah terkesan didikte pihak asing, Fayakhun Andriadi bersama fraksinya menawarkan.pembuatan `internet exchange` sendiri."Yaitu `internet exchange` yang tidak melewati negera persemakmuran, yakni di Utara dengan Singapura, dan Selatan dengan Australia, lalu ke timur Laut ke Taiwan, dan ke Barat Laut dengan India," katanya.

Dengan begitu, menurutnya, satu informasi rahasia yang utuh, dapat dipecah ke empat jurusan."Dalam hal ini, Pemerintah RI mestinya menegakkan kedaulatan `cyber` di wilayah republik," tegas Fayakhun Andriadi lagi.

Sebab, kenyataannya sekarang, ia menilai, Republik Indonesia sebagai Negara Berdaulat, ternyata harus tunduk kepada pihak lain dalam kedaulatan di bidang `cyber` atau teknologi informasi (TI)."Saya sependepat, bahwa saat ini RI sebagai Negara Berdaulat, ternyata tidak berdaulat di ranah `cyber` yang digunakan oleh anak bangsa sendiri," katanya.

Ia mengatkan itu, merespons pernyataan seorang pakar IT alumni sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia pada sebuah diskusi terbatas di Jakarta, akhir pekan lalu, yang mengungkapkan, RI benar-benar semakin didikte Singapura dan Malaysia dalam hal telekomunikasi di samping perbankan.

Sebagaimana berkembang dalam diskusi terbatas itu, khusus dalam soal IT, kita hanya jadi ladang empuk mengais dolar dan ringgit oleh dua negeri `jiran` tersebut. Ini karena semua operator seluler dan internet berbasis di dua negeri jiran ini.

Akibatnya, tiap `voucher` pulsa apa saja, juga setiap kali satu WNI buka internet (`browse`), langsung kena `charge` yang terhisap otomatis ke sana. "Artinya, mereka gemuk oleh kebodohan kita. Satu hal lagi, dengan keadaan seperti sekarang, maka informasi apa pun termasuk RAHASIA NEGARA (RHN) jadi telanjang di mata negeri `peanut` Singapura," ujar Benni TBN, pakar IT yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.

Golkar Desak Menkominfo
Dalam kaitan itulah, demikian Fayakhun Andriadi, Fraksi Partai Golkar (FPG) mendesak Menteri Negara Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), agar mampu berdaya upaya menegakkan kedaulatan bangsa Indonesia di ranah `cyber` milik bangsa sendiri."Ranah `cyber` yang dimaksud, tidak hanya meliputi `voice`, namun juga data dan data khusus. Jika tidak, tidak ada Rahasia Negara (RHN) yang tidak `telanjang` keluar," ujarnya.

Sebelumnya, rekannya sesama anggota FPG, Paskalis Kossay secara terpisah mengkhawatirkan adanya dugaan RHN itu bocor ke luar via Singapura."Kita memang sudah ketinggalan dalam hal kemajuan dan penguasaan teknologi untuk berbagai aspek, utamanya di sektor teknologi informasi (TI). Kekhawatiran ini terus memuncak, apalagi banyak operator seluler dan internet kita memang dikendalikan dari dua negara itu," ujar anggota Komisi I DPR RI(bidang Luar Negeri, Pertahanan Keamanan, Intelijen, Komunikasi dan Informatika) ini.

Berbicara melalui hubungan telefon dari Jayapura (sedang menjalankan masa reses dengan mengunjungi konstituen di daerah pemilihan), mantan Wakil Ketua DPRD Papua ini juga mengakui, banyak pihak yang sepertinya belum menyadari urgennya menguasai TI, terutama terkait dengan urusan RHN, maupun bisnis bernilai miliaran dolar.

"Saya kaget juga dengan info dari sebuah diskusi di Jakarta, bahwa seorang pakar IT yang alumni sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia mengungkapkan, bahwa RI benar-benar semakin didikte Singapura dan Malaysia dalam hal telekomunikasi di samping perbankan," ungkapnya.

Singapura Kendalikan Jaringan
Sementara itu, dalam diskusi terbatas akhir pekan lalu, Benny TBN juga mengungkapkan, saat ini nyatanya lalulintas jaring optik kita dikendalikan oleh `traffic administrator` di Singapura."Karenanya semua jaringan internet dan seluler harus ditarik atau `dipaksa` melewati `persimpulan utama` di kota itu. Makanya, apalagi `RHN` yang tak mereka tahu? Sialnya lagi, satelit Indosat (dulu Palapa) jadi mayoritas milik Temasek (sebuah BUMN Singapura)," ungkapnya lagi.

Akibatnya, lanjutnya, selain kita jadi seperti `telanjang` dalam informasi apa pun, juga RI cuma berfungsi sebagai pelanggan seluler."Posisi ini jauh di bawah fungsi distributor seluler. Jadi, kita cuma `outlet`, tukang jual produk IT mereka. Dan yang jelas, banyak perusahaan `provider` kita cuma nama `doang perusahaannya itu milik RI dengan mayoritas saham dikuasai mereka," ujarnya.

Merespons situasi serius ini, Paskalis Kossay mendesak para pihak berkompeten untuk segera melakukan tindakan konkret."Kita jangan cuma cuma sibuk urus video porno dan konten TI, lalu tidak berjuang agar semua operator berbasis di sini. Mohon ini digumuli dan jadi atensi serius," tegasnya.

Ia mengatakan, argumentasi para pakar TI itu terkesan bukan main-main, dan tidak berangkat dari argumentasi emosional, tetapi sangat rasional."Demi martabat dan kedaulatan NKRI, perlu segera tindakan konkret dan perbaikan ke depan secara bersama. Kami di Komisi I DPR RI tentu akan melaksanakan fungsi kewenangan kami sesuai aturan konstitusi," tandasnya.

Salah satunya, menurut Paskalis Kossay, akan mengagendakan rapat dengan menghadirkan para pakar TI untuk mendapatkan info teranyar serta `academics;, sekaligus merumuskan langkah-langkah konkret terbaik bagi kepentingan Negara.
Sumber: http://www.republika.co.id/

Pencarian Terkait:
Pulsa elektrik, Pulsa elektrik cari agen, Pulsa elektrik termurah, Provider pulsa elektrik satu chip semua operator, Provider pulsa elektrik transaksi cepat, Bisnis Pulsa Elektrik